Wednesday, 31 July 2013

Surat dari ibu


Wahai Anakku!
Inilah surat dari ibumu yang lemah,yang ditulis dengan penuh rasa malu setelah lama mengalami keraguan dan kebimbangan. Ibu pegang penanya berkali-kali lantas terhenti, dan ibu letakkan lagi pena itu kerana air mata berlinang berkali-kali yang disusul dengan rintihan hati.

Wahai Anakku!
Sesudah perjalanan waktu yang panjang, ibu rasa engkau sudah dewasa dan memiliki akal sempurna maupun jiwa yang matang. Sedangkan ibu punya hak atas dirimu, maka bacalah sepucuk surat ini...kerana hati ibu kini sedang dihiris luka...

Wahai Anakku!
Dua puluh lima tahun yang lalu adalah hari yang begitu membahagiakan hidup ibu. Ketika doktor memberitahu ibu, ibu sedang mengandung. Semua ibu tentu mengetahui makna ungkapan itu, yakni terhimpunnya kebahagiaan dan kegembiraan, serta awal perjuangan seiring dengan adanya berbagai perubahan fizikal mahupun psikologi. Sesudah berita gembira itu ibu peroleh, dengan senang hati, ibu mengandungmu selama sembilan bulan. Ibu berdiri, tidur, makan dan bernafas dengan susah payah. Namun itu semua tidak menyebabkan surutnya cinta ibu padamu dan kebahagiaan ibu menyambut kehadiranmu. Bahkan rasa cinta dan kerinduan ibu padamu tumbuh subur dan berkembang hari demi hari hingga ke hari ini.

Ibu mengandungmu dalam keadaan yang lemah dan bertambah lemah, payah dan bertambah payah. Ibu sangat bahagia walaupun berat badanmu semakin berat, padahal kehamilan itu sangat berat bagi ibu. Itulah perjuangan yang akan disusul dengan cahaya fajar kebahagiaan setelah berlalunya malam panjang, yang membuat ibu tidak tidur dan kelopak mata ibu tak mudah terpejam. Ibu merasakan derita yang sangat, rasa takut dan cemas yang tak bisa dilukiskan dan tak sanggup diungkapkan dengan lisan. Ibu telah berkali-kali melihat kematian dengan mata kepala ibu sendiri, sehingga akhirnya engkau lahir ke dunia ini. Air mata tangismu yang bercampur dengan air mata kegembiraan ibu telah menghapus seluruh derita dan luka yang ibu rasakan.

Wahai Anakku!
Telah berlalu tahun demi tahun dari usiamu, dan dirimu selalu ibu bawa dalam hati ibu. Ibu memandikanmu dengan kedua tangan ibu. Pangkuan ibu sebagai bantalmu. Dada ibu sebagai makananmu. Ibu berjaga semalaman agar engkau bisa tidur. Ibu susuri siang hari dengan keletihan demi kebahagiaanmu. Dambaan ibu tiap hari adalah melihatmu tersenyum. Dan idaman ibu setiap saat adalah engkau meminta sesuatu yang ibu sanggup lakukan untukmu. Itulah puncak kebahagiaan ibu.

Itulah hari-hari dan malam yang ibu lalui sebagai pelayan yang tak pernah menyia-nyiakanmu sedikit pun. Sebagai wanita yang menyusuimu tiada henti, dan sebagai pekerja yang tak pernah putus hingga engkau tumbuh dan menjadi seorang remaja. Dan mulailah nampak tanda-tanda kedewasaanmu. Ketika itu pula, ibu kesana kemari mencarikan calon pasangan hidupmu yang kau inginkan. Lalu tibalah saat pernikahanmu. Denyut jantung ibu terasa berhenti dan air mata ibu deras bercucuran keraa gembira melihat hidup barumu dan kerana sedih berpisah denganmu.

Saat-saat yang begitu berat telah dilalui. Namun engkau seolah bukan lagi anak ibu, seperti yang ibu kenal selama ini. Sungguh engkau telah mengabaikan diri ibu dan tidak mempedulikan hak-hak ibu. Hari-hari berlalu dan ibu tidak lagi melihatmu dan tidak pula mendengar suaramu. Mungkin engkau telah berasa bosan kepada ibu yang selama ini menjadi pelayan yang mengurusimu.

Wahai Anakku!
Ibu tidak meminta apa pun selain letakkanlah diri ibu ini seperti kawan-kawanmu yang terdekat denganmu. Jadikanlah ibu sebagai salah satu terminal hidupmu sehari-hari, sehingga ibu dapat melihatmu walaupun hanya sekejap waktu.

Wahai Anakku!
Punggung ibu telah bongkok. Anggota tubuh ibu telah mulai bergetar. Beragam penyakit telah membuat ibu semakin lemah. Rasa sakit senantiasa mendera ibu. Ibu sudah susah untuk berdiri maupun duduk, namun hati ibu masih sayang padamu. Andaikan ada seseorang yang memuliakanmu sehari, tentu engkau akan memuji kebaikannya dan keelokan budinya. Padahal, ibumu ini telah benar-benar berbuat baik kepadamu, namun engkau tak melihatnya dan tak mau membalas kebaikannya. Ibumu telah menjadi pelayanmu dan telah mengurusmu bertahun-tahun. Lantas manakah balas budi dan hak ibu yang harus engkau tunaikan? Sekeras itukah hatimu? Apakah hari-hari sibukmu telah menyelubungi keseluruhan waktumu?

Wahai Anakku!
Ibu merasakan kebahagiaan dan kegembiraan bertambah saat melihatmu hidup bahagia, kerana engkau adalah buah hati ibu. Apa salah ibu sehingga engkau memusuhi ibu, tak suka melihat ibu, dan engkau merasa berat untuk mengunjungi ibu? Apakah ibu pernah berbuat salah padamu atau layanan ibu selama ini kurang memuaskan hatimu? Jadikanlah ibu seperti pelayan-pelayanmu yang engkau beri upah. Curahkanlah setitik kasih sayangmu. Renungkanlah jasa ibu dan berbuat baiklah. Sungguh, ALLAH SWT amat menyukai orang-orang yang berbuat baik.

Wahai Anakku!
Ibu sangat berharap sangat dapat bersua denganmu. Ibu tak ingin apapun.Hati ibu akan gembira sekiranya dapat ibu melihat muramnya wajahmu dan episod-episod kemarahanmu.

Wahai Anakku!
Sisakan peluang di hatimu untuk berlembut-lembut dengan seorang wanita tua, yang diliputi kerinduan dan dirundung kesedihan ini. Yang menjadikan kedukaan sebagai makanannya dan kesedihan sebagai selimutnya. Engkau cucurkan air matanya. Engkau membuat sedih hatinya dan engkau memutuskan hubungan dengannya. Ibu tidak mengeluhkan kepedihan dan kesedihan ibu kehadrat-Nya, kerana jika ibu adukan perkara ini ke atas awan dan ke pintu gerbang langit sana, ibu khuatir hukuman akan menimpamu, dan musibah akan terjadi dalam rumah tanggamu, lantaran kedurhakaanmu. Kerana ibu masih ingat pesanan daripada junjungan kita Rasulullah SAW.

"Mahukah kamu aku berita tentang dosa yang terbesar?" Rasulullah SAW mengatakannya sebanyak tiga kali.

Para sahabat menjawab, "Ya, wahai Rasulullah".

Rasulullah SAW bersabda...

"Menyekutukan ALLAH SWT dan derhaka kepada kedua orang tua." (HR. Bukhari).

"Tidak masuk syurga orang yang derhaka kepada kedua orang tuanya." (HR. Ahmad).

"Tiga golongan orang yang tidak akan dilihat (dengan pandangan rahmat) oleh ALLAH SWT pada hari kiamat; orang yang derhaka kepada kedua orang tuanya, orang yang suka minum minuman keras, orang yang suka mengungkit pemberiannya." (HR. Nasa'i).

"Terlaknat orang yang derhaka kepada kedua orang tuanya." (HR. Hakim dan Thobrani).

Tidak, ibu tidak menginginkan itu. Engkau tetap menjadi buah hati dan hiasan dunia ibu.

Ketahuilah wahai Anakku!
Ketuaan mulai nampak dalam belahan rambutmu. Tahun demi tahun akan berlalu, dan engkau akan menjadi tua juga, sedangkan setiap perbuatan pasti akan dibalas setimpal. Engkau akan menulis surat kepada setiap anak-anakmu dengan cucuran air mata, sebagaimana yang ibu tulis untukmu.

Wahai anakku!
Maka bertakwalah engkau kepada ALLAH SWT terhadap ibumu. Usaplah air matanya dan hiburlah agar kesedihannya sirna. Koyakkanlah surat ini setelah engkau membacanya. Namun ketahuilah, siapa saja yang beramal soleh, maka kesolehan itu buat dirinya sendiri, dan siapa yang berbuat jahat, maka balasan buruk bakal menimpanya.


ALLAH berfirman yang bermaksud ; "Barangsiapa mengerjakan kebajikan, maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa berbuat jahat, maka (dosanya) menjadi tanggungannya sendiri. Dan Rabbmu sekali-kali tidaklah menzalimi hamba-hamba-Nya." (Surah Fushshilat ayat 46)


Monday, 29 July 2013

Studeng studeng akaun aku

Sweetnya student ku..ingat dok tulis apa kat dpn, upe2nyer dok tulih mugo neh...nk mrkah lebih la tu...kui3..luv uolls...i'm touched... :'(








Iftar d bulan Ramadhan yg mulia...


At chicken rice shop,jusco setiawgsa..with DIA students











At pha pha garden,tmn melawati...with DBA students

At sekichan with OM students












At ayam penyet, kl festival..wif Mera n Nora....


At sekinchan ikan bakar with tourism students, setiawangsa..


Monday, 22 July 2013

Uwais al-Qarni..tak terkenal di bumi, terkenal di langit


Pada zaman Nabi Muhammad SAW, ada seorang pemuda bermata biru, rambutnya merah, pundaknya lapang panjang, berpenampilan cukup tampan, kulitnya kemerah-merahan, dagunya menempel di dada selalu melihat pada tempat sujudnya, tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya, ahli membaca Al Qur’an dan menangis, pakaiannya hanya dua helai sudah kusut yang satu untuk penutup badan dan yang satunya untuk selendangan, tiada orang yang menghiraukan, tak dikenal oleh penduduk bumi akan tetapi sangat terkenal di langit. Dia, jika bersumpah demi Allah pasti terkabul. Pada hari kiamat nanti ketika semua ahli ibadah dipanggil disuruh masuk surga, dia justru dipanggil agar berhenti dahulu dan disuruh memberi syafa’at, ternyata Allah memberi izin dia untuk memberi syafa’at sejumlah qobilah Robi’ah dan qobilah Mudhor, semua dimasukkan surga tak ada yang ketinggalan karenanya.Dia adalah “Uwais al-Qarni”.

Ia tak dikenal banyak orang dan juga miskin, banyak orang suka menertawakan, mengolok-olok, dan menuduhnya sebagai tukang membujuk, tukang mencuri serta berbagai macam umpatan dan penghinaan lainnya.Seorang fuqoha’ negeri Kuffah, karena ingin duduk dengannya, memberinya hadiah dua helai pakaian, tapi tak berhasil dengan baik, karena hadiah pakaian tadi diterima lalu dikembalikan lagi olehnya seraya berkata :“Aku khawatir, nanti sebagian orang menuduh aku, dari mana kamu dapatkan pakaian itu, kalau tidak dari membujuk pasti dari mencuri”.Pemuda dari Yaman ini telah lama menjadi yatim, tak punya sanak famili kecuali hanya ibunya yang telah tua renta dan lumpuh. Hanya penglihatan kabur yang masih tersisa. Untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari, Uwais bekerja sebagai penggembala kambing. Upah yang diterimanya hanya cukup untuk sekedar menopang kesehariannya bersama Sang ibu, bila ada kelebihan, ia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti keadaannya.Kesibukannya sebagai penggembala domba dan merawat ibunya yang lumpuh dan buta, tidak mempengaruhi kegigihan ibadahnya, ia tetap melakukan puasa di siang hari dan bermunajat di malam harinya.

Uwais al-Qarni telah memeluk Islam pada masa negeri Yaman mendengar seruan Nabi Muhammad SAW. yang telah mengetuk pintu hati mereka untuk menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang tak ada sekutu bagi-Nya. Islam mendidik setiap pemeluknya agar berakhlak luhur. Peraturan-peraturan yang terdapat di dalamnya sangat menarik hati Uwais, sehingga setelah seruan Islam datang di negeri Yaman, ia segera memeluknya, karena selama ini hati Uwais selalu merindukan datangnya kebenaran.Banyak tetangganya yang telah memeluk Islam, pergi ke Madinah untuk mendengarkan ajaran Nabi Muhammad SAW secara langsung. Sekembalinya di Yaman, mereka memperbarui rumah tangga mereka dengan cara kehidupan Islam. Alangkah sedihnya hati Uwais setiap melihat tetangganya yang baru datang dari Madinah. Mereka itu telah “bertamu dan bertemu” dengan kekasih Allah penghulu para Nabi, sedang ia sendiri belum.Kecintaannya kepada Rasulullah menumbuhkan kerinduan yang kuat untuk bertemu dengan sang kekasih, tapi apalah daya ia tak punya bekal yang cukup untuk ke Madinah, dan yang lebih ia beratkan adalah sang ibu yang jika ia pergi, tak ada yang merawatnya.

Di ceritakan ketika terjadi perang Uhud Rasulullah SAW mendapat cedera dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya. Kabar ini akhirnya terdengar oleh Uwais. Ia segera memukul giginya dengan batu hingga patah. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti kecintaannya kepada beliau SAW, sekalipun ia belum pernah melihatnya.Hari berganti dan musim berlalu, dan kerinduan yang tak terbendung membuat hasrat untuk bertemu tak dapat dipendam lagi. Uwais merenungkan diri dan bertanya dalam hati, kapankah ia dapat menziarahi Nabinya dan memandang wajah beliau dari dekat ? Tapi, bukankah ia mempunyai ibu yang sangat membutuhkan perawatannya dan tak tega ditingalkan sendiri, hatinya selalu gelisah siang dan malam menahan kerinduan untuk berjumpa.Akhirnya, pada suatu hari Uwais mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinya dan memohon izin kepada ibunya agar diperkenankan pergi menziarahi Nabi SAW di Madinah.

Sang ibu, walaupun telah uzur, merasa terharu ketika mendengar permohonan anaknya. Beliau memaklumi perasaan Uwais, dan berkata:“Pergilah wahai anakku ! temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa, segeralah engkau kembali pulang”.Dengan rasa gembira ia berkemas untuk berangkat dan tak lupa menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkan serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi. Sesudah berpamitan sambil menciumi sang ibu, berangkatlah Uwais menuju Madinah yang berjarak kurang lebih empat ratus kilometer dari Yaman. Medan yang begitu ganas dilaluinya, tak peduli penyamun gurun pasir, bukit yang curam, gurun pasir yang luas yang dapat menyesatkan dan begitu panas di siang hari, serta begitu dingin di malam hari, semuanya dilalui demi bertemu dan dapat memandang sepuas-puasnya paras baginda Nabi SAW yang selama ini dirindukannya.

Tibalah Uwais al-Qarni di kota Madinah. Segera ia menuju ke rumah Nabi SAW, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam. Keluarlah sayyidatina ‘Aisyah r.a., sambil menjawab salam Uwais. Segera saja Uwais menanyakan Nabi yang ingin dijumpainya. Namun ternyata beliau SAW tidak berada di rumah melainkan berada di medan perang.Betapa kecewa hati sang perindu, dari jauh ingin berjumpa tetapi yang dirindukannya tak berada di rumah. Dalam hatinya bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi SAW dari medan perang. Tapi, kapankah beliau pulang ? Sedangkan masih terngiang di telinga pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman,” Engkau harus lekas pulang”.Karena ketaatan kepada ibunya, pesan ibunya tersebut telah mengalahkan suara hati dan kemahuannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi SAW. Ia akhirnya dengan terpaksa mohon pamit kepada sayyidatina ‘Aisyah r.a. untuk segera pulang ke negerinya. Dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi SAW dan melangkah pulang dengan perasaan haru.
Sepulangnya dari perang, Nabi SAW langsung menanyakan tentang kedatangan orang yang mencarinya. Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa Uwais al-Qarni adalah anak yang taat kepada ibunya. Ia adalah penghuni langit (sangat terkenal di langit). Mendengar perkataan baginda Rosulullah SAW, sayyidatina ‘Aisyah r.a. dan para sahabatnya tertegun. Menurut informasi sayyidatina ‘Aisyah r.a., memang benar ada yang mencari Nabi SAW dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama.Rosulullah SAW bersabda : “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia (Uwais al-Qarni), perhatikanlah, ia mempunyai tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya.”Sesudah itu beliau SAW, memandang kepada sayyidina Ali k.w. dan sayyidina Umar r.a. dan bersabda : “Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah do’a dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi”.

Tahun terus berjalan, dan tak lama kemudian Nabi SAW wafat, hingga kekhalifahan sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. telah di estafetkan Khalifah Umar r.a. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi SAW. tentang Uwais al-Qarni, sang penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kepada sayyidina Ali k.w. untuk mencarinya bersama.Sejak itu, setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, beliau berdua selalu menanyakan tentang Uwais al-Qorni, apakah ia turut bersama mereka. Diantara kafilah-kafilah itu ada yang merasa heran, apakah sebenarnya yang terjadi sampai-sampai ia dicari oleh beliau berdua. Rombongan kafilah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka.Suatu ketika, Uwais al-Qorni turut bersama rombongan kafilah menuju kota Madinah. Melihat ada rombongan kafilah yang datang dari Yaman, segera khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais turut bersama mereka. Rombongan itu mengatakan bahwa ia ada bersama mereka dan sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, beliau berdua bergegas pergi menemui Uwais al-Qorni.Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, Khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. memberi salam. Namun rupanya Uwais sedang melaksanakan sholat. Setelah mengakhiri shalatnya, Uwais menjawab salam kedua tamu agung tersebut sambil bersalaman.

Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada ditelapak tangan Uwais, sebagaimana pernah disabdakan oleh baginda Nabi SAW. Memang benar ! Dia penghuni langit.Dan ditanya Uwais oleh kedua tamu tersebut, siapakah nama saudara ?“Abdullah”, jawab Uwais.Mendengar jawaban itu, kedua sahabatpun tertawa dan mengatakan : “Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya ?”Uwais kemudian berkata: “Nama saya Uwais al-Qorni”.Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali k.w. memohon agar Uwais berkenan mendo’akan untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada khalifah:“Sayalah yang harus meminta do’a kepada kalian”.Mendengar perkataan Uwais, Khalifah berkata:“Kami datang ke sini untuk mohon do’a dan istighfar dari anda”.Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais al-Qorni akhirnya mengangkat kedua tangannya, berdo’a dan membacakan istighfar. Setelah itu Khalifah Umar r.a. berjanji untuk menyumbangkan wang negara dari Baitul Mal kepada Uwais, untuk jaminan hidupnya.Segera saja Uwais menolak dengan halus dengan berkata : “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi.

Setelah kejadian itu, nama Uwais kembali tenggelam tak terdengar beritanya.Tapi ada seorang lelaki pernah bertemu dan di tolong oleh Uwais , waktu itu kami sedang berada di atas kapal menuju tanah Arab bersama para pedagang, tanpa disangka-sangka angin topan berhembus dengan kencang. Akibatnya hempasan ombak menghantam kapal kami sehingga air laut masuk ke dalam kapal dan menyebabkan kapal semakin berat.Pada saat itu, kami melihat seorang laki-laki yang mengenakan selimut berbulu di pojok kapal yang kami tumpangi, lalu kami memanggilnya. Lelaki itu keluar dari kapal dan melakukan sholat di atas air. Betapa terkejutnya kami melihat kejadian itu.“Wahai waliyullah,” Tolonglah kami !” tetapi lelaki itu tidak menoleh.Lalu kami berseru lagi,” Demi Zat yang telah memberimu kekuatan beribadah, tolonglah kami!”Lelaki itu menoleh kepada kami dan berkata: “Apa yang terjadi ?”“Tidakkah engkau melihat bahwa kapal dihembus angin dan dihantam ombak ?”tanya kami.“Dekatkanlah diri kalian pada Allah ! ”katanya.“Kami telah melakukannya.”“Keluarlah kalian dari kapal dengan membaca bismillahirrohmaanirrohiim!”Kami pun keluar dari kapal satu persatu dan berkumpul di dekat itu. Pada saat itu jumlah kami lima ratus jiwa lebih. Sungguh ajaib, kami semua tidak tenggelam, sedangkan perahu kami berikut isinya tenggelam ke dasar laut. Lalu orang itu berkata pada kami ,”Tak apalah harta kalian menjadi korban asalkan kalian semua selamat”.“Demi Allah, kami ingin tahu, siapakah nama Tuan ? ”Tanya kami.“Uwais al-Qorni”. Jawabnya dengan singkat.Kemudian kami berkata lagi kepadanya, ”Sesungguhnya harta yang ada di kapal tersebut adalah milik orang-orang fakir di Madinah yang dikirim oleh orang Mesir.” “Jika Allah mengembalikan harta kalian. Apakah kalian akan membagi-bagikannya kepada orang-orang fakir di Madinah?” tanyanya.“Ya,”jawab kami.Orang itu pun melaksanakan sholat dua rakaat di atas air, lalu berdo’a. Setelah Uwais al-Qorni mengucap salam, tiba-tiba kapal itu muncul ke permukaan air, lalu kami menumpanginya dan meneruskan perjalanan.

Setibanya di Madinah, kami membagi-bagikan seluruh harta kepada orang-orang fakir di Madinah, tidak satupun yang tertinggal.Beberapa waktu kemudian, tersiar kabar kalau Uwais al-Qorni telah pulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburnya. Di sana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.Dan Syeikh Abdullah bin Salamah menjelaskan, “ketika aku ikut mengurusi jenazahnya hingga aku pulang dari mengantarkan jenazahnya, lalu aku bermaksud untuk kembali ke tempat penguburannya guna memberi tanda pada kuburannya, akan tetapi sudah tak terlihat ada bekas kuburannya. (Syeikh Abdullah bin Salamah adalah orang yang pernah ikut berperang bersama Uwais al-Qorni pada masa pemerintahan sayyidina Umar r.a.)Meninggalnya Uwais al-Qorni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak dikenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais adalah seorang fakir yang tak dihiraukan orang.


Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, di situ selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu. Penduduk kota Yaman tercengang.Mereka saling bertanya-tanya : “Siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais al-Qorni ? Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya hanyalah sebagai penggembala domba dan unta ? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau telah menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang di turunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya siapa “Uwais al-Qorni” ternyata ia tak terkenal di bumi tapi menjadi terkenal di langit.


Sunday, 21 July 2013

2 kali bonus??!!


Berikut adalah beberapa garis panduan pemberian dan penerimaan bonus sebelum hari raya tahun 2013.

1. Bonus pertama akan masuk dalam tempoh 10 hari sebelum hari raya bermula 29 Julai 2013.
2. Bonus kedua akan masuk pada 8hb Ogos 2013.
3. Dibayar tahun ini juga.
4. Kadar penerimaan bonus tidak berasaskan penilaian atau gred gaji semasa.
5. Pekeliling umum sudah dikeluarkan.
6. Pemberian bonus bersyarat & terma.

Berikut adalah terma dan syarat yang ditentukan pembahagian dan penerimaan bonus tahun ini :

1. Bonus pertama berupa malam lailatul qadar yang menyamai 1000 bulan beribadat.
2. Bonus kedua merupakan sambutan hari raya yang akan disambut pada 1 Syawwal
3. Bersungguh2 memenuhi malam2 10 terkhir dengan amalan yang dianjurkan nabi.
4. dilakukan dengan ikhlas dan penuh pengharapan kepada Allah sebagai seorang hamba.
5. Bonus tertakluk kepada kehendak Allah SWT kerana Dialah Yang Memberi dan menjadi tanggugjawab hamba untuk mencarinya.


bonus orang berpuasa dan yang mencari lailatul qadar sahaja. kejar beb. jgn tak kejar.. asyik kira duit jek kan... sesekali kira la pahala yang ada. cukup ke nak peroleh kasih sayang Allah dengan bonus2 duit selama ni ?

credit to : PDH


Tuesday, 16 July 2013

Besarnya fadhilat bulan ramadhan..



Setiap orang yang mengaku beriman dengan kebesaran Allah pasti akan bergembira apabila tiba bulan Ramadhan Al Mubarak di setiap tahun (Anda bagaimana?). Asbabnya Ramadhan satu-satunya bulan yang penuh dengan rahmat dan keberkatan yang tidak terdapat di dalam bulan-bulan yang lain, oleh sebab itu Rasulullah s.a.w. menjelaskan Ramadhan adalah penghulu kepada sebelas bulan yang lain. Hanya orang yang kenal kelebihan Ramadhan sahaja yang akan bersedia bila menjelangnya bulan yang mulia ini.

Betapa besarnya fadilat bulan Ramadhan ini dapat kita fahami dari hadis Rasulullah s.a.w. yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim yang bererti:

Apabila masuk bulan Ramadhan maka dibuka pintu-pintu syurga dan ditutup pintu-pintu neraka serta diikat semua iblis dan syaitan. Oleh kerana itu apabila seorang melangkah masuk ke bulan Ramadhan bererti mereka memasuki gerbang pertapaan yang penuh dengan ujian dan latihan. Kerana itu sudah sewajarnyalah kita membuat persiapan yang perlu dari segi rohani dan jasmani iaitu.

1. Mengulangi kembali pelajaran-pelajaran yang berkaitan dengan puasa agar kita memasuki dan menjalani amalan puasa ini dengan pengetahuan dan yang dibaharui dengan pedoman-pedoman yang baik serta pengalaman-pengalaman yang baru dan sempurna. Pelajaran-pelajaran itu hendaklah yang berhubung dengan rukun, syarat sah, syarat membatalkan puasa, perkara-perkara sunat, makruh, abad berpuasa dan hikmat yang terkandung serta perlaksanaan ibadat puasa yang merupakan ibadat yang istimewa ini.

2. Membuat persiapan dari segi Rohani rasa hati dan ketenangan jiwa dalam menghadapi bulan puasa sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah s.a.w. dan para sahabat baginda.

3. Memperbanyakkan doa moga-moga Allah memberikan kesihatan, tenaga, kelapangan dan kesempatan mengerjakan puasa dan mudah-mudahan Allah memberikan taufik dan hidayahNya supaya kita dapat menunaikan puasa dengan hati yang jujur, tulus ikhlas dijauhi dari riak, ujub dan dari segala rupa penyakit yang menghilangkan pahala puasa.

4. Menguatkan semangat dan hemat untuk melaksanakan latihan yang akan kita jalani sepanjang bulan ini dengan sempurna agar kita memperolehi kesan yang dimaksudkan iaitu peningkatan ketaqwaan kita kepada Allah s.w.t. Bulan puasa itu merupakan bulan latihan berjihad memerangi hawa nafsu yang loba dan tamak.

Bulan puasa adalah bulan bercucuk tanam untuk akhirat, bulan menghasilkan bekalan untuk hari kemudian, bulan membersihkan dan menyuci diri dari berbagai dosa dan noda serta menghiasi diri dengan budi yang tinggi dan pekerti yang luhur. Maka oleh itu hendaklah kita menyediakan diri kita dalam melaksanakan hak puasa dengan perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan yang baik dengan sepenuh hati, jujur dan ikhlas semata-mata kerana Allah. Kita hendaklah berusaha menyediakan diri untuk menjaga benih-benih amal yang kita tanam di bulan Ramadhan itu kerana seorang yang menanam benih jika tidak membaja, menyiram serta memelihara pasti tidak akan mengeluarkan hasil yang baik apabila datang masa menuai tegasnya semasa berhadapan dengan Allah s.w.t.

Kita hendaklah mengelakkan daripada kebiasan-kebiasan yang memberatkan dan merugikan diri kita seperti berbelanja berlebihan, boros, suka berhibur, membuang masa dan bersembang yang tidak mendatangkan faedah kerana perkara-perkara tersebut adalah bertentangan dengan hikmat berpuasa. Sebaliknya hendaklah kita menyambut bulan puasa dengna cita-cita dan azam yang tinggi membanyakkan ibadah samada siang atau malam hari dengan kemahuan hendak melatih diri serta mensucikan jiwa. Kita hendaklah mengucapkan tahniah di atas kedatangan bulan Ramadhan itu kerana ianya merupakan hak muslim ke atas muslim.

Rasulullah S.A.W. pernah bersabda yang bermaksud:

Daripada hak seorang muslim kepada muslim yang lain ialah apabila mereka menerima kebaikan hendaklah kita mengucapkan tahniah.Rasulullah s.a.w. sentiasa menggembirakan para sahabat di atas kedatangan bulan Ramadhan, bulan yang membawa rahmat serta nikmat yang tidak terhingga kepada mereka yang berpuasa, bulan melebur dosa dan memerdekan hambanya dari azab api neraka. (Riwayat Nasaie dan Ahmad daripada Abu Hurairah)

Rasulullah s.a.w. menggembirakan para sahabatnya dengan sabda baginda: Ertinya:

Sesungguhnya akan datang kepada kamu bulan Ramadhan bulan yang diberkati, Allah mewajibkan kamu berpuasa di dalamnya. Pada bulan Ramadhan dibuka pintu-pintu syurga, dikunci semua pintu neraka, dibelenggu semua syaitan. Di malamnya ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Barangsiapa yang tidak memperolehi kebajikan pada malam itu berertilah diharamkan baginya segala kebaikan untuk dirinya.Rasulullah s.a.w. juga mengucapkan kepada para Sahabat ucapan yang bermaksud: Telah datang kepada kamu bulan Ramadhan Penghulu segala bulan , maka selamat datanglah kamu kepadaNya. Maka telah datang bulan puasa membawa segala macam keberkatan. Oleh yang demikian muliakan tetamu yang datang itu dengan seberapa baik.

Daripada hadis-hadis di atas dapatlah kita membuat kesimpulan:-

Bahawasanya bulan Ramadhan adalah bulan istimewa bulan yang penuh dengan keberkatan dan rahmat dari Allah s.w.t. Sewajarnyalah setiap muslim mengambil kesempatan daripada ketibaan bulan Ramadhan Al Mubarak ini dengan memperbanyakkan amal-amal soleh samada disiang hari atau dimalamnya. Bulan Ramadhan adalah bulan pendidikan dan latihan maka setiap orang yang menerima kedatangan bulan Ramadhan ini hendaklah membuat persiapan yang sekucupnya samada dari segi jiwa, fizikal dan spiritual.


Anggaplah Ramadhan sebagai bulan saringan pelepasan ke padang Masyar!


Tuesday, 9 July 2013

Mencari harta kekayaan..



Islam tidak pernah menghalang kita mencari harta kekayaan, tetapi Islam mengajar kita bagaimana untuk menguruskan harta supaya digunakan untuk perkara kebaikan. Tidak salah memiliki kereta mewah, wang berjuta,harta bertimbun asalkan daripada aset itu kita gunakannya untuk mendekatkan diri kepadaNya, bukan ke arah maksiat kepadaNya.

"Dan tuntutlah dengan harta kekayaan yang telah dikurniakan Allah kepadamu akan pahala dan kebahagiaan hari akhirat dan janganlah engkau melupakan bahagianmu (keperluan dan bekalanmu) dari dunia..." [28:77]. Ayat ini datang saat al-Quran merakamkan kisah Qarun yang angkuh dengan banyaknya harta dimiliki. al-Imam Ibn Kathir ketika mentafsrikan ayat ini menyebut "Iaitu dengan menggunakan segala yang telah dikurniakan Allah daripada harta, dan nikmat yang banyak untuk mentaati Allah dan mendekatkan diri kepadaNya dengan pelbagai ibadat yang memberikan hasil pahala pada hari akhirat nanti."



Friday, 5 July 2013

Kisah bulan puasa...


Kisah Derhaka Lelaki Belikan Ibu Daging Babi Untuk Berbuka Puasa Ramadhan. Sekitar awal 90an, seorang pemuda 30an menjerit jerit seorang diri di rumahnya tiap kali sampai waktu maghrib terutamanya di bulan Ramadhan , dia meraung setiap hari bagaikan orang diserang histeria. Jirannya membawa lelaki itu bertemu dengan seorang ustaz yang ketika itu bertugas sebagai pensyarah UiTM Kuantan untuk diubati.

Pemuda melayu itu kemudiannya menceritakan satu peristiwa menyayat hati. Ceritanya beberapa tahun sebelum itu dia tinggal dengan ibunya. Dia seorang yang nakal dan liar. Tidak mengerjakan solat dan berpuasa.Suatu hari ibunya meminta dia belikan lauk untuk berbuka puasa,lelaki itu sedang tidur. Dia tak mahu pergi ke pasar. Berulang kali disuruh sang ibu,dia tetap berdegil. Hingga akhirnya dengan perasaan marah kepada siibu yang terus memaksa, dia terus ke pasar dengan hati yang tidak ikhlas, dibelinya daging untuk ibunya memasak. Si ibu gembira, berselera dia berbuka puasa hari itu.

Pemuda berhenti bercerita kepada ustaz. Tiba tiba dia menangis lagi. Meraung bagaikan dirasuk syaitan.Dalam sedu tangisnya dia bertanya , “Ustaz tahu daging apa yang saya beli?”, Ustaz menggeleng kepala tanda dia tidak tahu. “Daging apa?” tanya ustaz kembali. “Saya beli daging babi ustaz!, saya berdosa Ustaz”, jawab pemuda itu.Ustaz tergaman tidak terkata. Astaghfirullah hanya itu saja yang mampu diungkapkan.

Lelaki 30 an meneruskan cerita.Pernah satu hari dalam bulan Ramadhan saya belikan daging ular yang siap dipotong untuk ibu saya menyediakan lauk berbuka puasa ceritanya lagi. Saya bagi tau ibu, saya belikan ekor lembu untuk ibu buat sup. Maghrib itu ibu berbuka dengan sup ular yang disangkakannya sup ekor. Ya Allah besarnya dosa saya ustaz.

Dalam senda tangisnya itu pemuda itu memberitahu ustaz itu lagi, ibunya selepas itu ditimpa sakit dan meninggal dunia. Selepas meninggal dunia pemuda itu telah insaf dan bertaubat. Tetapi setiap kali tiba nya waktu Maghrib terutamanya bulan Ramadhan, pemuda itu tidak dapat lupa kejahatannya memberi ibunya berbuka puasa dengan daging babi dan ular. Dia tak mampu menahan perasaan bersalahnya ketika itu yang menyebabkan dia akan menangis dan meracau setiap hari mengenangkan dosa dosanya kepada si ibu yang sudah tiada di muka bumi ini. Pada zaman moden ini  ada anak yang sanggup memperlakukan ibunya sendiri seperti dilakukan pemuda tadi. Hadis nabi ada menyebutkan bahawa malaikat berdoa , laknat Allah ke atas mereka yang mengabaikan kedua ibu bapanya ketika mereka telah tua. Dua orang ibu bapa boleh pelihara sepuluh orang anak hinga remaja. Tetapi sepuluh orang anak belum tentu dapat jaga kedua orang tuanya ketika mereka sudah tua.

Semoga taubat lelaki itu diterima oleh Allah dan dijadikan pengajaran kepada kita yang masih hidup ini.