“Janganlah engkau berlama-lama dalam menuntut ilmu jika
engkau tidak akan mengamalkannya.”
Ali Khawwash
Ilmu adalah amanat dari Allah yang wajib dipenuhi haknya,
yaitu di amalkan. Jika seseorang memberikan ilmu kepada orang yang tidak
mengamalkannya, berarti dia telah menyia-nyiakan hak ilmu tersebut.
Ilmu adalah alat untuk mencapai tujuan. Karena itu, jika
engkau mengambil alat tanpa memakainya, alangkah dungunya dirimu. Belajar bukan
sekedar mencari pengetahuan, melainkan berusaha untuk mengamalkannya.
Hindarilah kemunafikan, yaitu ilmu yang banyak dengan amal
sedikit. Ciri orang yang terbebas dari kemunafikan adalah amalnya banyak ibarat
gunung dan ilmunya ibarat tumpukan pasir yang sedikit.
Al Ghazali berkata,
”jika usiamu sudah lanjut, fokuskan perhatianmu untuk
belajar ilmu tentang hati. Memang, engkau perlu mendalami ilmu kalam, filsafat
dan fiqih. Namun, jadikanlah sisa umurmu untuk merenungi keadaan batinmu.
Janganlah engkau menghabiskan masa tuamu dalam perdebatan fiqah. Sebab,
perdebatan itu hanya membawa dirimu berkeras hati, dengki, didalam
bersaing/persaingan yang tidak sihat.”
Disamping itu Ibn Al Mubarak memberikan petua,
”Setiap ilmu yang engkau dapat haruslah mempraktikkannya
saat itu juga. Jika kamu tahu keutamaan berbuat baik, saat itu juga engkau
harus berbuat baik kepada orang lain. Jika engkau mendapatkan ilmu tentang
bertobat, bertobatlah saat itu juga. Yakinlah, ilmu yang engkau dapat tersebut
tidak akan pernah terlupakan dan hilang dari ingatanmu.”.
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana bila ilmu yang didapat
tidak diamalkan?. Pastilah, menjadi penumpukan beban bagi dirimu. Ilmu yang tidak
diamalkan itu hanya menambah beban hisabmu di akhirat kelak.”
Ilustrasi;
zaman sekarang teman-teman kita sesama muslim banyak yang
berilmu dan gemar berdebat, sayang nya ilmu tersebut tidak diamalkan maka
muncullah kemunafikan, kejahatan intelektual, kejahatan sosial dll. Jika kita
mau bangkit dan ingin mendapatkan Rahmat Allah mulai sekarang kita coba
mengamalkan Al Quran dan As Sunnah. Bila kita menemukan dalil tentang keutamaan
tobat lakukanlah taubat tersebut, ketika Nabi Saw yang maksum mencontohkan ”
tidak kurang dari 100 kali dalam sehari” beristghfar (Hr. Bukhari) kenapa kita
biarkan lewat begitu saja. Rasulullah hampir setiap malam bagun dan bershalat
tahajud padahal beliau sudah dijamin masuk surga, kita yang penuh dengan dosa
dan salah tak mengunakan kesempatan ini padahal shalat tahajud merupakan
kebiasan para nabi-nabi dan orang-orang shaleh. Salah satu kunci untuk
mendapatkan Rahmat Allah ialah mengamalkan apa yang difirmankan Allah Swt dan
dicontohkan oleh Rasul-NYA dan dikerjakan lillahi ta’ala. Semoga Allah
membukakan hati kita dan memberikan cahayaNYA.
No comments:
Post a Comment